Alhamdulilah, puisi saya dimuat di harian umum Pikiran Rakyat edisi 2 November 2014. Saat itu saya mengirim 6 judul puisi dan yang dimuat ada 3 judul puisi.
Saya mengirim hari rabu, 29 Oktober 2014, hari jumat 31 Oktober 2014 ada email dari redaksi yang mengkonfirmasi bahwa puisi saya akan dimuat.
Dan ini puisi-puisi saya:
![]() |
NENEK PEMECAH
BATU
Di ladang
umbi-umbian dia terpaku, sesekali melepas dahaga lewat mata air sungai-sungai
rahmat Tuhan
tiada penat
melukis mimpi dengan jari-jemari bertahtakan batu apung
“ini takdirku,
usah kau risau. Aku ihklas, Tuhan sudah memberiku cinta yang berlebih: tubuh
kuatku, dan cucu sehatku” ucapnya
ah, ada senyum
merekah, bagai senyum peri-peri langit. Menyungging indah di kulit bibirnya
yang bak jeruk purut lapuk.
Enam puluh tiga
tahun dia menyaksikan pelbagai episode kehidupan
revolusi budaya,
sosial, sejarah, ekonomi, politik
hidupnya tak
usai dijerat jaring kehidupan, mencengkram erat
jemari ringkih
tetap mengepal palu bertalu, memekik kesunyian lewat gelinding batu
batu itu
penyambung nafasnya,
penyambung
lambung-lambung yang dahaga dan lapar
Sekali, dua kali, tiga kali,
empat kali, lima kali,
enam kali palu terayun, praakkk!!
batu-batu
terpecah, mengerikil
tenaga yang
semakin aus, mengikis karena usia yang sejatinya menipis
“tak mengapa,
rahmat Tuhan itu di mana-mana.” lirihnya lagi dibungkus simpul senyuman, sinar
mata kian memburatkan kesejukan. Tak ada aral maupun keluh.
Anomali,
harusnya Aku,
juga insan-insan itu bercermin padamu
mereka benar...
Jejaknya tak
terbanding dengan tikus pelahap pundi dan pemeras rakyat bertopeng dewa dewi,
Nenek tua itu,
mungkin lebih berhakiki di hadap-Nya.
(Bogor, 2014)
PAGI DI BULAN
JANUARI
Pagi
bertamukan rintik-rintik hujan di Januari itu, kau ingat?
bunga
aster merah hati dan putih berkelakar menyambutmu
mereka
tak tahu, sejumput rindu kita mulai bersenandung lirih, sendu
Aku
ingat, wajah melangutkan jiwa itu dikelitiki air bening yang berasal dari
perihku
temaram,
padahal pagi, belum pun bersua senja
ihwal
terhempasnya genggaman tangan itu perlahan terlukis,
rintik-rintik
hujan tahu itu.
Pagi
berikutnya, bunga aster merah dan putih itu mencecarku dengan tanya-tanya,
mendengung, menerobos lapisan gendang telingaku
mengapa
wajah lelakimu kini temaram dan pias?
wajah
itu bukan dia, kemana dia?
jawab
kami! bukankah dia yang selalu menari-nari dengan irama hatimu?
“Hentikan!”
seruku. Sungguh, tanya-tanya itu menusukku!
menggarang
hatiku,
kalian
sungguh tak bernurani...
kalian
tahu? wajah yang kalian lihat pagi kemarin itu
dia...
bukan lagi lelakiku.
(Bogor,
2014)
HYPERPHOBIA
Jangan
kau maki-maki lunglaiku, getarku
gravitasi,
gravitasi! akan mencengkram dan melumatku habis-habisan
hampa
udara katamu?
Ya,
ya, ya
tertawalah
biarlah
tawamu berderai dan tergerai penuh kenikmatan konyol
Pijakan-pijakan
tanah lentur nikmat kurasa
usah
pongah dan puas dalam cibir
sempurna
itu milik-Nya
bukan
milikmu
juga
bukan miliku
(Bogor,
2014)
***
Untuk teman-teman yang ingin mengirimkan puisi ke HU Pikiran Rakyat, silahkan kirim ke email: khazanah@pikiran-rakyat.com
Jangan lupa mencantumkan biodata, alamat, no hp, no rek, bila dimuat ada konfirmasi pemuatan (update: info dr seorang kawan, tidak semua dikabari bila hendak dimuat) dan ada honor bila puisi dimuat.
Yuk, kirim-kirim..... :)
nice puisinya, terus berkarya.
BalasHapusSelamat & tetep semangat, Teh.
BalasHapusIya, semangaat >,< makasih ya udah baca puisinya,
BalasHapushallo min, mau tanya
BalasHapusBerapaka lama koran PR akan mengkonfirmasi bila puisi diterima?
Thankyou
Maaf baru baca, waktu itu yg puisi pertama dimuat seminggu setelah kirim, dikonfirmasi lewat email beberapa hari sebelum puisi dimuat. Tapi untuk yang puisi kedua dimuat 3 bulanan deh. Dan gak ada pemberitahuan apapun. Saya taunya dari grup sastra di fb.
Hapusmin mau tanya perihal puisinya apakah tema nya bebas atau ditentukan oleh PR itu sendiri?
BalasHapusBebas mba, biar lebih jelas bisa membaca langsung dari korannya, jadi ada gambaran seperti apa tema-tema puisi yang sering dimuat.
HapusPermisi mba, kalau untuk format pengiriman puisinya (jenis font ukuran dan lain-lain) itu teknisnya seperti apa ya? terima kasih.
BalasHapusKak , kalau mau ngirim puisi saya lewat email ke pikiran rakyat , caranya gimana ya? Trimakasih kak..
BalasHapusTrus kak , ngirimnya langsung aja? Atau nunggu konfirmasi dari pr baru ngirim puisinya?
BalasHapusTerima kasih, infonya sangat bermanfaat. Terus semangat untuk menulis :)
BalasHapusHai mba. Boleh share pencairan honornya bagaimana?
BalasHapuslumayan puisinya.teruslah berkarya.hebat sekali karena telah dimuat di pikiran rakyat
BalasHapusLumayan bagus puisinya.hebat sekali karena telah dimuat di pikiran rakyat
BalasHapus