Alhamdulilah... Akhirnya ada juga tulisan saya yang nongol di media. Ini pertama kali saya kirim tulisan untuk rubrik Gado-Gado di majalah Femina dan alhamdulilah langsung dimuat :).
Saya kirim tanggal 29 April 2014 dan mendapat konfirmasi pemuatan artikel melalui email pada tanggal 17 September 2014, hmm, nggak sangka juga bakal dimuat. Reaksi saya waktu baca email konfirmasi pemuatan naskah? reflek di depan suami : Jingkrak-jingkrak sambil tepuk tangan, cengar cengir, cengengesan, gemeteran, huahahahahahaha...*abaikan, ngga usah dibayangin yah hehe*
Waktu itu suami cuma bilang : "Selamet ya bu, akhirnya tulisan ibu dimuat di majalah, semangat!", dapet dukungan dari suami mah nomer wahid lah semangat kian panas membarraaaaa!!!! heehee..
Satu bulan setelah tanggal konfirmasi, akhirnya tulisan saya terbit di majalah Femina edisi 42 (25-31 Okt 2014 )
Tulisan tentang rayap ini benar-benar saya alami lho, nggak sangka sekarang bawa hikmah hehehe.
Dan ini tulisan saya yang dimuat di majalah Femina, ada beberapa kalimat yang diedit pihak redaksi :) , masih harus banyak belajar lagi soal EYD nich.
Happy Writting :)
![]() | |||||||
Dan ini tulisan saya yang dimuat di majalah Femina, ada beberapa kalimat yang diedit pihak redaksi :) , masih harus banyak belajar lagi soal EYD nich.
RAYAP OH RAYAP
Setiap menonton
tayangan televisi yang bertemakan hewan, saya pasti teringat satu kejadian yang pernah saya
alami di rumah ibu saya beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya belum menikah
dan masih tinggal di rumah itu. Sampai sekarang saya masih bergidik geli, kalau mengingatnya.
Pada awal
kepindahan kami ke rumah itu, tepat di belakang rumah memang masih ada area lahan
kosong yang lumayan luas, mungkin sekitar 2000 m2. Lahan tersebut dibiarkan
kosong begitu saja oleh pemiliknya sehingga terlihat tidak terawat, dipenuhi tanaman liar.
Karena dikhawatirkan menjadi sarang ular, akhirnya atas seizin pemiliknya, lahan tersebut
boleh dimanfaatkan oleh warga. Tidak
lama kemudian, para tetangga sudah
menanam pisang, singkong, ubi jalar dan tanaman serai di lahan itu.
Nah,
sejak itu entah ada hubungannya atau tidak,
yang pasti sejak lahan tersebut digarap, entah mengapa rumah ibu saya itu jadi sasaran
koloni rayap. Padahal sebelumnya aman-aman saja. Seringkali
rayap-rayap itu membuat peta tanah di dinding rumah: di dinding dapur, di
dinding kamar mandi, tak terkecuali di dinding kamar saya. Belum lagi kalau sudah menggerogoti lemari pakaian dan buffet. Menjengkelkan. Sudah
pasti ibu saya siap tempur dengan sapu lidi dan semprotan cairan racun
serangga.
Saya
sendiri? Enggak berani, geli. Tak jarang kalau lemarinya sudah kadung rusak
parah akibat rayap-rayap itu, mau tidak mau lemari itu terpaksa dibuang dan
dibakar. Hmmm, bisa dibayangkan bagaimana mood ibu saya saat itu.
Sampai
satu waktu, saya ingat betul malam itu sekitar pukul 19.00 wib usai shalat
magrib. Sambil menunggu waktu isya, kami berempat (saya, ibu dan kedua adik
saya) santai sejenak sambil menonton televisi. Tanpa sengaja ibu saya melihat ada beberapa ekor
rayap yang keluar dari kusen jendela dapur. Dan setelah diperhatikan memang
kusen jendela itu sudah sedikit berlubang. Kemungkinan di dalamnya ada juga
rayap sedang menggerogoti.
Karena kesal dan sedikit emosi, tanpa pikir panjang ibu saya bergegas mengambil
semprotan berisi cairan racun serangga. Lalu disemprotkannya berulang ke arah
kusen jendela tersebut. "Mati kau!" mungkin begitu pikir Ibu. Awalnya sih aman-aman saja dalam artian kami semua
berfikir rayap-rayap itu pasti mati akibat racun serangga yang disemprotkan oleh
ibu saya. Tapi kejadian berikutnya sungguh di luar dugaan dan 'mengerikan'!
Beberapa
menit kemudian ...
Bbrrrrrrrrr
... Tiba-tiba ribuan rayap, mungkin puluhan ribu rayap terbang keluar melesak dari kusen jendela ke
arah kami. Jumlahnya tak terhitung! Seluruh ruangan jadi penuh oleh
serbuan rayap. Bunyinya sampai terdengar ngueeng, ngueeng, saking banyaknya. Ngeri!
Kami
semua kaget dan panik. Padahal kedua adik saya itu laki-laki lho, tapi
sama saja mereka pun ciut menghadapi rayap yang terbang dalam jumlah yang
sangat banyak seperti itu. Kami semua berlari berhamburan
keluar rumah “mengungsi” sementara waktu di rumah tetangga. Manusia benar-benar dikalahkan rayap. Lampu rumah
sengaja dimatikan dari saklarnya dengan harapan rayap-rayap itu terbang keluar
rumah. Tapi ternyata tidak! Setelah kami tunggu beberapa lama di luar rumah
rayap-rayap itu masih saja asyik terbang di dalam rumah.
Tetangga
kami yang ikut melihat kejadian itu pun heran, mengapa rayapnya bisa sampai
sebanyak itu? Butuh satu jam bagi kami untuk menunggu keadaan rumah sampai
dirasa “aman”. Saya dan ibu tidak berani masuk. Kedua adik laki-laki saya yang terlebih
dulu masuk ke dalam rumah untuk mengecek situasi dan kondisi.
Apa yang
terjadi ? Ya, rayap-rayapnya bergelatakan melata di lantai!
Mirip ulat-ulat kecil. Mungkin sayap-sayapnya sudah lepas. Hiii ... Tak
hentinya saya merinding karena jijik. Seumur-umur baru pertama kali saya
melihat serangga sebanyak itu.
Jadilah
malam itu malam yang panjang untuk kami sekeluarga. Hampir
semua ruangan kotor dan berantakan akibat rayap. Sampai hampir tengah
malam kami sekeluarga sibuk bebenah membereskan rumah.
Sekarang
kalau mengingat kejadian itu, rasanya saya menyesalkan satu hal. Andaikan saat
itu sudah ada sosial media seperti Facebook, Twitter, atau Path tentunya saya tak
akan menyia-nyiakan moment itu. Saya akan selfie dengan latar rayap-rayap itu dan
menulis status bombastis!
***
Nah, untuk teman-teman yang mungkin ingin mengirim tulisan untuk rubrik gado-gado majalah femina, ini ketentuannya:
- Tema sepertinya tentang peristiwa/kejadian sehari-hari bisa pengalaman pribadi/orang lain. Bisa tentang hal jenaka, menyedihkan, unik, hewan peliharaan dll.
- Menurut info yang tertera di majalah femina, tulisan diketik maks 3 hal folio, untuk huruf saya kemarin menggunakan font arial uk 12.
- Tulisan dikirim ke alamat email kontak@femina.co.id dengan subjek GADO-GADO (tulisan dikirim dalam format ms.word attachment bukan di badan email)
- Jangan lupa mencantumkan biodata diri, no hp/telp, no rek.
- Kalau naskah layak muat, akan konfirmasi pemuatan dan ada surat pernyataan (yang dikirim pihak redaksi) di atas materai bahwa naskah kita asli/orisinil.
- Satu bulan setelah konfirmasi biasanya tulisan sudah terbit.
- Menurut dari beberapa info, jika lewat 6 bulan tidak ada kabar, kemungkinan besar naskah tidak layak muat.
- Honor ditransfer dua minggu setelah tulisan dimuat (pengalaman saya)
Happy Writting :)
Hahahahaha bombastis *acungjempol ;)
BalasHapusHihihi, makasih Melly, ayo semangat kirim-kirim juga :D
BalasHapus