17 November 2014

PUISI DI HARIAN UMUM PIKIRAN RAKYAT

Alhamdulilah, puisi saya dimuat di harian umum Pikiran Rakyat edisi 2 November 2014. Saat itu saya mengirim 6 judul puisi dan yang dimuat ada 3 judul puisi.

Saya mengirim hari rabu, 29 Oktober 2014, hari jumat 31 Oktober 2014 ada email dari redaksi yang mengkonfirmasi bahwa puisi saya akan dimuat.

Dan ini puisi-puisi saya:

puisi pikiran rakyat


NENEK PEMECAH BATU

Di ladang umbi-umbian dia terpaku, sesekali melepas dahaga lewat mata air sungai-sungai rahmat Tuhan
tiada penat melukis mimpi dengan jari-jemari bertahtakan batu apung
“ini takdirku, usah kau risau. Aku ihklas, Tuhan sudah memberiku cinta yang berlebih: tubuh kuatku, dan cucu sehatku” ucapnya
ah, ada senyum merekah, bagai senyum peri-peri langit. Menyungging indah di kulit bibirnya yang bak jeruk purut lapuk.

Enam puluh tiga tahun dia menyaksikan pelbagai episode kehidupan
revolusi budaya, sosial, sejarah, ekonomi, politik
hidupnya tak usai dijerat jaring kehidupan, mencengkram erat
jemari ringkih tetap mengepal palu bertalu, memekik kesunyian lewat gelinding batu
batu itu penyambung nafasnya,
penyambung lambung-lambung  yang dahaga dan lapar

Sekali, dua kali, tiga kali, empat kali, lima kali, 
enam kali palu terayun, praakkk!!
batu-batu terpecah, mengerikil
tenaga yang semakin aus, mengikis karena usia yang sejatinya menipis
“tak mengapa, rahmat Tuhan itu di mana-mana.” lirihnya lagi dibungkus simpul senyuman, sinar mata kian memburatkan kesejukan. Tak ada aral maupun keluh.

Anomali,
harusnya Aku, juga insan-insan itu bercermin padamu
mereka benar...
Jejaknya tak terbanding dengan tikus pelahap pundi dan pemeras rakyat bertopeng dewa dewi,
Nenek tua itu, mungkin lebih berhakiki di hadap-Nya.

(Bogor, 2014)
PAGI DI BULAN JANUARI

Pagi bertamukan rintik-rintik hujan di Januari itu, kau ingat?
bunga aster merah hati dan putih berkelakar menyambutmu
mereka tak tahu, sejumput rindu kita mulai bersenandung lirih, sendu

Aku ingat, wajah melangutkan jiwa itu dikelitiki air bening yang berasal dari perihku
temaram, padahal pagi, belum pun bersua senja
ihwal terhempasnya genggaman tangan itu perlahan terlukis,
rintik-rintik hujan tahu itu.

Pagi berikutnya, bunga aster merah dan putih itu mencecarku dengan tanya-tanya, mendengung, menerobos lapisan gendang telingaku
mengapa wajah lelakimu kini temaram dan pias?
wajah itu bukan dia, kemana dia?
jawab kami! bukankah dia yang selalu menari-nari dengan irama hatimu?

“Hentikan!” seruku. Sungguh, tanya-tanya itu menusukku!
menggarang hatiku,
kalian sungguh tak bernurani...
kalian tahu? wajah yang kalian lihat pagi kemarin itu
dia... bukan lagi lelakiku.


(Bogor, 2014)

HYPERPHOBIA


Jangan kau maki-maki lunglaiku, getarku
gravitasi, gravitasi! akan mencengkram dan melumatku habis-habisan
hampa udara katamu?

Ya, ya, ya
tertawalah
biarlah tawamu berderai dan tergerai penuh kenikmatan konyol

Pijakan-pijakan tanah lentur nikmat kurasa
usah pongah dan puas dalam cibir
sempurna itu milik-Nya
bukan milikmu
juga bukan miliku

(Bogor, 2014)


 ***

Untuk teman-teman yang ingin mengirimkan puisi ke HU Pikiran Rakyat, silahkan kirim ke email: khazanah@pikiran-rakyat.com
Jangan lupa mencantumkan biodata, alamat, no hp, no rek, bila dimuat ada konfirmasi pemuatan (update: info dr seorang kawan, tidak semua dikabari bila hendak dimuat) dan ada honor bila puisi dimuat.

Yuk, kirim-kirim..... :)

14 komentar:

  1. nice puisinya, terus berkarya.

    BalasHapus
  2. Selamat & tetep semangat, Teh.

    BalasHapus
  3. Iya, semangaat >,< makasih ya udah baca puisinya,

    BalasHapus
  4. hallo min, mau tanya
    Berapaka lama koran PR akan mengkonfirmasi bila puisi diterima?
    Thankyou

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru baca, waktu itu yg puisi pertama dimuat seminggu setelah kirim, dikonfirmasi lewat email beberapa hari sebelum puisi dimuat. Tapi untuk yang puisi kedua dimuat 3 bulanan deh. Dan gak ada pemberitahuan apapun. Saya taunya dari grup sastra di fb.

      Hapus
  5. min mau tanya perihal puisinya apakah tema nya bebas atau ditentukan oleh PR itu sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bebas mba, biar lebih jelas bisa membaca langsung dari korannya, jadi ada gambaran seperti apa tema-tema puisi yang sering dimuat.

      Hapus
  6. Permisi mba, kalau untuk format pengiriman puisinya (jenis font ukuran dan lain-lain) itu teknisnya seperti apa ya? terima kasih.

    BalasHapus
  7. Kak , kalau mau ngirim puisi saya lewat email ke pikiran rakyat , caranya gimana ya? Trimakasih kak..

    BalasHapus
  8. Trus kak , ngirimnya langsung aja? Atau nunggu konfirmasi dari pr baru ngirim puisinya?

    BalasHapus
  9. Terima kasih, infonya sangat bermanfaat. Terus semangat untuk menulis :)

    BalasHapus
  10. Hai mba. Boleh share pencairan honornya bagaimana?

    BalasHapus
  11. lumayan puisinya.teruslah berkarya.hebat sekali karena telah dimuat di pikiran rakyat

    BalasHapus
  12. Lumayan bagus puisinya.hebat sekali karena telah dimuat di pikiran rakyat

    BalasHapus