15 November 2014

TULISANKU DI RUBRIK GADO-GADO MAJALAH FEMINA (1)

Alhamdulilah... Akhirnya ada juga tulisan saya yang nongol di media. Ini pertama kali saya kirim tulisan untuk rubrik Gado-Gado di majalah Femina dan alhamdulilah langsung dimuat :).

Saya kirim tanggal 29 April 2014 dan mendapat konfirmasi pemuatan artikel melalui email pada tanggal 17 September 2014, hmm, nggak sangka juga bakal dimuat. Reaksi saya waktu baca email konfirmasi pemuatan naskah? reflek di depan suami : Jingkrak-jingkrak sambil tepuk tangan, cengar cengir, cengengesan, gemeteran, huahahahahahaha...*abaikan, ngga usah dibayangin yah hehe*

Waktu itu suami cuma bilang : "Selamet ya bu, akhirnya tulisan ibu dimuat di majalah, semangat!", dapet dukungan dari suami mah nomer wahid lah semangat kian panas membarraaaaa!!!! heehee..

Satu bulan setelah tanggal konfirmasi, akhirnya tulisan saya terbit di majalah Femina edisi 42 (25-31 Okt 2014 )









Tulisan tentang rayap ini benar-benar saya alami lho, nggak sangka sekarang bawa hikmah hehehe.
Dan ini tulisan saya yang dimuat di majalah Femina, ada beberapa kalimat yang diedit pihak redaksi :) , masih harus banyak belajar lagi soal EYD nich.



RAYAP OH RAYAP

            Setiap menonton tayangan televisi yang bertemakan hewan, saya  pasti teringat satu kejadian yang pernah saya alami di rumah ibu saya beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya belum menikah dan masih tinggal di rumah itu. Sampai sekarang saya masih bergidik geli, kalau mengingatnya.

            Pada awal kepindahan kami ke rumah itu, tepat di belakang rumah memang masih ada area lahan kosong yang lumayan luas, mungkin sekitar 2000 m2. Lahan tersebut dibiarkan kosong begitu saja oleh pemiliknya sehingga terlihat tidak terawat, dipenuhi tanaman liar.
            Karena dikhawatirkan menjadi sarang ular, akhirnya atas seizin pemiliknya, lahan tersebut boleh dimanfaatkan oleh warga.  Tidak lama kemudian, para tetangga sudah menanam pisang, singkong, ubi jalar dan tanaman serai di lahan itu.

              Nah, sejak  itu entah ada hubungannya atau tidak, yang pasti sejak lahan tersebut digarap, entah mengapa rumah ibu saya itu jadi sasaran koloni rayap. Padahal sebelumnya aman-aman saja. Seringkali rayap-rayap itu membuat peta tanah di dinding rumah: di dinding dapur, di dinding kamar mandi, tak terkecuali di dinding kamar saya. Belum lagi kalau sudah menggerogoti lemari pakaian dan buffet. Menjengkelkan. Sudah pasti ibu saya siap tempur dengan sapu lidi dan semprotan cairan racun serangga.

            Saya sendiri? Enggak berani, geli. Tak jarang kalau lemarinya sudah kadung rusak parah akibat rayap-rayap itu, mau tidak mau lemari itu terpaksa dibuang dan dibakar. Hmmm, bisa dibayangkan bagaimana mood ibu saya saat itu.

            Sampai satu waktu, saya ingat betul malam itu sekitar pukul 19.00 wib usai shalat magrib. Sambil menunggu waktu isya, kami berempat (saya, ibu dan kedua adik saya) santai sejenak sambil menonton televisi. Tanpa sengaja ibu saya melihat ada beberapa ekor rayap yang keluar dari kusen jendela dapur. Dan setelah diperhatikan memang kusen jendela itu sudah sedikit berlubang. Kemungkinan di dalamnya ada juga rayap sedang menggerogoti.

            Karena  kesal dan sedikit emosi, tanpa pikir panjang ibu saya bergegas mengambil semprotan berisi cairan racun serangga. Lalu disemprotkannya berulang ke arah kusen jendela tersebut. "Mati kau!" mungkin begitu pikir Ibu. Awalnya sih aman-aman saja dalam artian kami semua berfikir rayap-rayap itu pasti mati akibat racun serangga yang disemprotkan oleh ibu saya. Tapi kejadian berikutnya sungguh di luar dugaan dan 'mengerikan'!


            Beberapa menit kemudian ...

          Bbrrrrrrrrr ... Tiba-tiba ribuan rayap, mungkin puluhan ribu rayap terbang keluar melesak dari kusen jendela ke arah kami. Jumlahnya tak terhitung! Seluruh ruangan jadi penuh oleh serbuan rayap. Bunyinya sampai terdengar ngueeng, ngueeng, saking banyaknya. Ngeri!

            Kami semua kaget dan panik. Padahal kedua adik saya itu laki-laki lho, tapi sama saja mereka pun ciut menghadapi rayap yang terbang dalam jumlah yang sangat banyak seperti itu. Kami semua berlari berhamburan keluar rumah “mengungsi” sementara waktu di rumah tetangga. Manusia benar-benar dikalahkan rayap. Lampu rumah sengaja dimatikan dari saklarnya dengan harapan rayap-rayap itu terbang keluar rumah. Tapi ternyata tidak! Setelah kami tunggu beberapa lama di luar rumah rayap-rayap itu masih saja asyik terbang di dalam rumah.

            Tetangga kami yang ikut melihat kejadian itu pun heran, mengapa rayapnya bisa sampai sebanyak itu? Butuh satu jam bagi kami untuk menunggu keadaan rumah sampai dirasa “aman”. Saya dan ibu tidak berani masuk. Kedua adik laki-laki saya yang terlebih dulu masuk ke dalam rumah untuk mengecek situasi dan kondisi.

            Apa yang terjadi ? Ya, rayap-rayapnya bergelatakan melata di lantai! Mirip ulat-ulat kecil. Mungkin sayap-sayapnya sudah lepas. Hiii ... Tak hentinya saya merinding karena jijik. Seumur-umur baru pertama kali saya melihat serangga sebanyak itu.


         Jadilah malam itu malam yang panjang untuk kami sekeluarga. Hampir semua ruangan kotor dan berantakan akibat rayap. Sampai hampir tengah malam kami sekeluarga sibuk bebenah membereskan rumah.

           Sekarang kalau mengingat kejadian itu, rasanya saya menyesalkan satu hal. Andaikan saat itu sudah ada sosial media seperti Facebook, Twitter, atau Path tentunya saya tak akan menyia-nyiakan moment itu. Saya akan selfie dengan latar rayap-rayap itu dan menulis status bombastis!
***

Nah, untuk teman-teman yang mungkin ingin mengirim tulisan untuk rubrik gado-gado majalah femina, ini ketentuannya:
  1. Tema sepertinya tentang peristiwa/kejadian sehari-hari bisa pengalaman pribadi/orang lain. Bisa tentang hal jenaka, menyedihkan, unik, hewan peliharaan dll.
  2. Menurut info yang tertera di majalah femina, tulisan diketik maks 3 hal folio, untuk huruf saya kemarin menggunakan font arial uk 12.
  3. Tulisan dikirim ke alamat email kontak@femina.co.id dengan subjek GADO-GADO (tulisan dikirim dalam format ms.word attachment bukan di badan email)
  4. Jangan lupa mencantumkan biodata diri, no hp/telp, no rek.
  5. Kalau naskah layak muat, akan konfirmasi pemuatan dan ada surat pernyataan (yang dikirim pihak redaksi) di atas materai bahwa naskah kita asli/orisinil.
  6. Satu bulan setelah konfirmasi biasanya tulisan sudah terbit.
  7. Menurut dari beberapa info, jika lewat 6 bulan tidak ada kabar, kemungkinan besar naskah tidak layak muat.
  8. Honor ditransfer dua minggu setelah tulisan dimuat (pengalaman saya)
Ayo kirim-kirim tulisannya, siapa tahu dimuat. Selain kepuasan batin ada kepuasan lain karena rekening yang 'menggemuk' hehehehe.

Happy Writting :)


2 komentar: