25 Mei 2014

MEMILAH-MILAH ANTARA KEINGINAN DAN 'KEWAJIBAN'

Duit oh Duit


Yang kebetulan membaca tulisan saya, saya mau tanya nih, pada suka duit ga sich? Tuh kaya yang difoto? Suka ngga? suka ngga? *stupid question* hehehe, Hayoo ngakuu, pasti pada suka duit kan. Tapi duit dari sumber yang halal doong yaaa pastinya.

Saya juga termasuk wanita yang menyukai duit nih heuheuheu, apalagi  segepok, yang merah, yang biru semua saya suka kok. Ayooo yang mau ngasih saya terima dengan tangan terbuka *cring, cring, mata ngedip-ngedip).

Rasanya di jaman sekarang ini hampir semua orang menyukai dan memang membutuhkan duit, Ya ga sich? Wong beli apa-apa kudu pake duit! Gak bisa kentut juga harus pake duit kan kalau mau diobatin kerumah sakit hehehehe.

Naah bicara soal duit, tangan ini pasti gatel deh kalau lagi banyak duit. Habis gajian, dapet bonus, dapet thr, ya pokoknya kalau lagi punya duit pasti bawaannya pengen belanja deh, iya gak? apalagi nih yang namanya cewe atau perempuan itu pasti suka banget sama yang namanya shopping atau belanja (Ga cewe doang sich cowo juga banyak sih yang hobi shopping). 

Tapi rata-rata memang cewe sich yang lebih dominan hobi belanja, iya kan, iya kan?
Apalagi sekarang ya, dengan akses media sosial yang semakin canggih dan mudah. Terkadang kita tidak mesti keluar rumah atau pergi ke mall lagi untuk berbelanja. 

Semakin hari semakin banyak Ol shop yang menawarkan produk cantik dan menarik dengan harga mulai dari yang bersahabat dikantong, sampai yang mengoyak kantong alias muahaal. Mulai dari pakaian, asesoris, sendal, sepatu, etc. Beuh sungguh menggoda kantong. hehehe



Kalau banyak duit, rasanya hampir semua orang deh, bawaannya tuh pasti pengen beli ini, beli itu. Pakaian yang trendy dan cantik, sepatu dan sendal yang keren, gadget yang canggih, mobil yang keren, tas mahal dari kulit buaya, ular, macan, apalah itu hihihi, siapa coba yang bisa menahan keinginan hati ini untuk memiliki itu semua? *Halah*.

Tapi catet, liat tuh yang saya bold hitam. BANYAK DUIT. Ya, kalau banyak duit kaya miss cetar Syahrini atau orang kaya yang duitnya emang segudang, mau belanja terus-terusan juga bisa. Nah ini khusus kita-kita yang perekonomiannya menengah kebawah, yang mengandalkan hanya dari gaji suami, ataupun yang tiap tanggal tua jidat mengkilat karena mikirin duit yang menipis. 

Helooooww... Disinilah kita harus cermat memilah antara keinginan dan 'kewajiban'. Maksudnya? Ya, kita prioritaskan terlebih dahulu pengeluaran kita untuk hal-hal lebih penting. Dan wajib hukumnya. Euuu seperti bayar kontrakan *untuk yang ngontrak rumah seperti saya hihii*, bayar cicilan rumah, bayar uang bulanan sekolah anak, beli sembako, bayar listrik, beli susu anak, ya apapun itu yang sifatnya harus segera dipenuhi, berarti itu adalah pengeluaran yang sangat-sangat 'wajib' untuk didahulukan.

 


Sedangkan kalau "keinginan", itu sifatnya lebih 'santai' karena masih bisa kita tunda untuk lain waktu. Contohnya, Duuhh pengen beli baju  kaftan yang warna biru, tahan... kan baju yang lain masih ada, tuh ada dilemari .., Duuh pengen beli tas hermes yang warna merah, kan baguus, tahaan kan masih ada tas yang lain dan masih layak kok untuk dipakai, duh pengen beli pesawat jet kaya Syahrini, tahaan.. kan masih ada motor metic yang ga kalah keren tuh ma si njet hihihi. 

Yah.. intinya kita harus bisa memprioritaskan mana yang lebih urgent dan tak bisa ditunda-tunda. Barulah setelah itu, bila memang keuangan kita ada lebihnya (sedikit/banyak) barulah kita keluarkan untuk memuaskan hasrat belanja kita.

Saya pernah menemukan  kasus dimana seseorang rela berhutang ke warung sembako dalam jumlah besar, karena uangnya sudah habis untuk membeli kosmetik dan pakaian yang mahal. Sampai-sampai iuran bulanan untuk anaknya pun nunggak ck,ck,ck,ck *geleng-geleng kepala*.

Memang hal itu bukan urusan saya dan saya juga tidak mau mencampuri urusan orang lain.
Namun alangkah bijaknya bila kita mencoba untuk "mengalahkan" ego kita untuk sekedar bergaya-gayaan kepada hal-hal yang lebih bermanfaat. Bukannya tidak boleh, tapi lebih disesuaikan dengan kemampuan kita sendiri. Jangan sampai kita mengalami besar pasak dari pada tiang. Yang repot nantinya kita sendiri, Ya kan?

Selain itu, kita juga seharusnya bisa menyisihkan sebagian penghasilan kita (uang) untuk ditabung. Sebagai dana cadangan bila sewaktu-waktu ada keperluan yang mendadak dan urgent.

Kita sendiri yang tahu kondisi keuangan kita, kita sendiri yang mengontrolnya.  Nyari duit itu cappeee tau. hehehehehe. Betul?






2 komentar:

  1. iya mbak.bnr bnget kalo diikutik suka bablas belanja. tau2 hbis aja uangnya pusing deh.

    BalasHapus
  2. Hee, iya Mba/Mas ini ya? kalau lagi ada rejeki lebih pasti bawaannya pengen belanja terus ya, harus bisa nahan diri, hehe

    BalasHapus